Category Archives: Classroom Observation

Forth design of RME: Using Clothes Hanger in Comparing The Weight of Two Things

by

Achmad Dhany FachrudinUmmy Salmah2, dan Sitti Busyrah3

ice berg

Mencari Luas Jajargenjang dengan Pendekatan Luas Persegi Panjang

How to measure angle by nonstandard unit?

Classroom Observation Report

Laporan Observasi Kelas: Proses Pembelajaran Matematika Kelas 4D SDN 179 Palembang

 I.       Pendahuluan

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia adalah suatu pendekatan atau teori tentang pembelajaran matematika di sekolah yang merupakan adaptasi dari Realistic Mathematics Education (RME) yang dikembangkan mulai tahun 2000 di dan diterapkan di beberapa sekolah di Indonesia. Salah satunya SDN 179 Palembang. Untuk memahami dan mempelajari lebih jauh penerapan PMRI di sekolah, observer melakukan observasi kelas di SDN 179.

Mengamati proses belajar mengajar di kelas adalah salah satu cara untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh seorang guru. Dengan mengidentifikasi masalah, pengamatan kelas mengarah pada transformasi dan perbaikan dalam proses pembelajaran seperti model, pendekatan, ide, metode, sudut pandang, dan persepsi, untuk membuat siswa aktif dan mandiri.

Dalam laporan ini, ada beberapa hal yang akan penulis/observer laporkan sebagai hasil observasi yang dilakukan pada salah satu kelas di sekolah tersebut, yang meliputi laporan pra observasi, kegiatan observasi, proses belajar mengajar, serta masalah yang ditemukan selama observasi yang berkaitan dengan siswa dan proses belajar mengajar.

II.    Pra-Observation

Pra-observasi adalah kegiatan yang dilakukan observer sebelum melakukan observasi pertama terkait dalam proses pengajaran dan pembelajaran kelas empat di SDN 179 Palembang. Dalam observasi ini yang bertindak sebagai observer adalah Sitti Busyrah Muchsin, Achmad Fachruddin, dan Ummi Salmah, mahasiswa IMPoMe 2012 Unsri.  Kegiatan ini dilakukan pada hari Selasa, 23 Oktober 2012, yang bertujuan untuk memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan observasi, meminta izin kepala sekolah dan guru untuk melakukan observasi di salah satu kelas (dalam hal ini kelas 4D yang dibimbing oleh Nurmasintan), mengumpulkan data/ informasi mengenai profil sekolah, lingkungan sekolah dan kelas, dan sejauh mana implementasi PMRI yang telah dilakukan, serta membuat janji dengan guru untuk melakukan observasi kelas pertama.

Dari kegiatan pra-observasi, diperoleh informasi bahwa SDN 179 terletak di Jalan Letnan Simanjuntak Kel. Pahlawan Km. 3,5 yang dilengkapi beberapa fasilitas seperti kelas, UKS, kantin, perpustakaan, laboratorium computer dan sains, ruang multimedia dan ruang sumber belajar. SDN 179 merupakan salah satu Rintisan Sekolah Dasar Bertaraf Internasional (RSDBI) di Sumatera Selatan. Sekolah ini sudah bekerja sama dengan Unsri untuk menerapkan dan menyebarkan PMRI. Ibu Intan, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan sekaligus wali kelas 4D yang menjadi partner kami dalam kegiatan observasi ini, sering mengikuti workshop PMRI yang diselenggarakan Unsri. Beliau mencoba untuk menerapkan pembelajaran PMRI di kelas khususnya pada materi yang menanamkan konsep dasar. Melalui PMRI, menurut beliau, siswa menjadi lebih aktif dan antusias dalam proses pembelajaran di kelas, tetapi beliau juga mengklaim bahwa penerepan pembelajaran berbasis PMRI di kelas belum maksimal dan menghadapi beberapa kendala dikarenakan beberapa factor seperti kurangnya teman diskusi, minimnya ketersediaan sumber, dan kurangnya waktu untuk menyiapkan alat peraga.

Di akhir kegiatan pra-observasi, Ibu Intan dan observer sepakat untuk melakukan observasi kelas yang pertama pada hari berikutnya yaitu Rabu, 24 Oktober jam 08.20 WIB di kelas 4D.

III.       Observasi

            Pengamatan diadakan di kelas 4D SDN 179 Palembang. Ini adalah satu observasi-sehari yang berfokus pada pelajaran Matematika pada hari Rabu, 24 Oktober, 2012 pukul 08.20 sampai 10.00 WIB. Objek observasi adalah seorang guru dan siswa di kelas VB. Kelas terdiri dari 28 siswa, 15 anak perempuan dan 13 anak laki-laki pada tahun akademik 2011/2012. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menggambarkan proses pengajaran dan pembelajaran di kelas matematika dan mengidentifikasi masalah selama kelas matematika di kelas 4D SDN 179 Palembang.

       Dalam rangka untuk mengumpulkan data, kami menggunakan alat perekam, kamera, catatan, dan wawancara. Untuk menangkap seluruh kegiatan di kelas observer menggunakan perekam video. Kamera digunakan untuk mengumpulkan gambar tambahan tentang gambaran kelas, guru dan kegiatan siswa. Catatan yang digunakan untuk menulis komentar atau masalah selama proses pembelajaran. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data tentang guru dan respon siswa terhadap kelas matematika. Dalam penelitian ini, kami menggunakan wawancara tidak terstruktur yang merupakan wawancara dengan tidak menggunakan transkrip. Dalam observasi kelas, ada dua bagian deskripsi yang akan dibahas lebih lanjut, yaitu: proses belajar mengajar dan masalah yang muncul selama proses pembelajaran

a.      Proses Belajar Mengajar

Pada awal pembelajaran matematika, guru berusaha untuk mendapatkan perhatian siswa dan meminta mereka untuk diam. Guru meminta siswa menyiapkan buku yang akan digunakan untuk proses pembelajaran. Setelah siswa siap barulah guru mulai mengajar di kelas. Topik yang diajarkan adalah menentukan faktor bilangan.

Guru menggunakan metode role playing dengan meminta 9 siswa ke depan kelas, 3 diantara mereka berperan sebagai bos yang mempunyai pegawai dengan jumlah yang berbeda. Sedangkan siswa yang tidak ikut dalam permainan ini memperhatikan dari tempat duduknya.

Bos pertama memiliki 1 pegawai, bos kedua memiliki 2 pegawai, dan bos yang ketiga memiliki 3 pegawai. Selanjutnya, tiap bos diberi 10 permen yang harus dibagikan rata ke setiap pegawainya. Dengan instruksi dari guru, tiap bos membagikan 10 permen ke setiap pegawainya dimulai dari membagikan 1 permen, 2 permen, 3 permen, 4 permen, hingga 5 permen untuk setiap pegawai. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa bos manakah yang masih mempunyai permen atau dengan kata lain 10 permennya tidak habis dibagi di tiap pembagian 1-5 permen. Dengan aturan yang sama seperti sebelumnya, selanjutnya jumlah permen ditambah menjadi 15 buah. Dari aktivitas tersebut guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan tentang faktor bilangan.

Selanjutnya guru membagi kelas menjadi 4 kelompok dan meminta siswa melakukan kegiatan serupa untuk mencari faktor 20. Teacher was going around to check how was going on with the students working. She walked to one to one group and asked them or even helped them to divide candies to other members. Setelah semua kelompok menemukan faktor 20, guru meminta tiap kelompok menuliskannya di papan tulis.

Setelah itu guru meminta siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan mengerjakan soal-soal latihan pada buku paket matematika secara individu. Siswa mengerjakan soal sampai akhir jam pelajaran atau sekitar 40 menit, tetapi tidak semua siswa dapat menyelesaikannya, bahkan ada siswa yang menangis  karena tidak mampu mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan. Pada saat mengerjakan soal, guru berkali-kali mengingatkan keterkaitan faktor dengan materi pembagian. Guru menyatakan bahwa jika siswa paham tentang pembagian maka akan dengan mudah menemukan faktor dari suatu bilangan.

c. Temuan Selama Observasi dan Masalah Yang Muncul

    Dalam observasi ini, beberapa masalah yang diidentifikasi sebagai berikut:

  1. Pengajaran tentang konsep faktor tidak efektif. Proporsi waktu dalam mengajar konsep itu tidak cukup dan siswa cenderung tidak memberikan perhatian penuh pada metode role playing yang digunakan guru di awal pembelajaran untuk menggiring siswa menemukan kembali konsep faktor.
  2. Ada beberapa siswa yang belum paham tenatng konsep faktor dan pembagian. Akibatnya, siswa tersebut mengalami kesulitan untuk menemukan faktor dari suatu bilangan.
  3. Ada beberapa siswa yang over aktif dan berbicara keras ketika guru menjelaskan materi pembelajaran. Mereka juga mencoba untuk melakukan aktivitas lain yang tidak terkait dengan pembelajaran seperti mengganggu teman dan berjalan di sekitar kelas.
  4. Reaksi siswa tidak seperti apa yang diharapkan guru. Ketika guru meminta siswa untuk menyebutkan faktor dari bilangan tertentu, hanya ada dua sampai lima siswa yang merespon guru.
  • Kesimpulan

Singkatnya, guru telah mengajar dengan baik dengan memberikan peran bermain (role playing) yang berhubungan dengan faktor dan menuntun siswa untuk menemukan definisi faktor. Kemudian guru memberikan latihan untuk mengevaluasi pemahaman siswa. Selain itu, beliau juga baik dalam mengelola ruang kelas. Secara umum, guru telah menerapkan PMRI pada kelas 4D meskipun ada beberapa masalah yang harus diatasi seperti waktu kurang memperhatikan konsep, salah tafsir terhadap instruksi, dan siswa yang merespon dalam proses belajar mengajar.